Jumat, 17 Juni 2011

ilmu laduni

Surabaya, CyberNews. Kalau nabi dan rasul Allah diberikan mukjizat serta para wali Allah diberikan karamah, di kalangan NU dikenal adanya kiai atau tokoh yang sangat dekat dengan Allah SWT dan diberikan karunia berupa ilmu laduni.

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan ketua umum PBNU dan presiden RI ke-4 di kalangan warga Nahdliyyin disebut-sebut tokoh yang memiliki ilmu laduni. Gus Dur tahu apa yang akan terjadi kemudian atas sesuatu hal sebelum orang lain mengetahuinya. Benarkah demikian?

Ada pengalaman menarik yang dialami Imam Nachrawi, Ketua PKB Jatim kubu Cak Imin atas ilmu laduni yang dimiliki Gus Dur. Imam yang dihubungi Suara Serdeka, Minggu (3/1) petang menyatakan, dia punya pengalaman menarik soal ilmu laduni yang dimiliki Gus Dur. "Itu terjadi sekitar tahun 1995 lalu," katanya.

Imam menceritakan, pada tahun 1995 bertempat di Cibubur Jakarta, pengurus besar (PB) PMII menggelar musyawarah pimpinan nasional (Muspimnas) PMII. Ada banyak tokoh yang diundang sebagai narasumber. Di antaranya Prof Dr Jimly Assidiqie dan Gus Dur. "Saat itu, moderator mempersilakan Prof Jimly menyampaikan materi lebih dulu," katanya.

Saat Jimly yang dikenal pakar hukum tata negara itu menyampaikan panjang lebar materi mengenai transisi demokrasi dan positioning gerakan mahasiswa, Gus Dur yang duduk di meja pemateri bersama narasumber lainnya terlihat tertidur. Bahkan, tak jarang tidur Gus Dur disertai suara dengkuran. "Ketika tiba giliran Gus Dur menyampaikan materi, moderator membangunkan tokoh NU itu. Gus Dur langsung ngomong secara detail dan panjang lebar.

"Bahkan, Gus Dur membahas sangat tajam atas materi yang disampaikan Prof Jimly sebelumnya. Kondisi itu membuat banyak peserta muspimnas PMII terheran-heran," katanya.

Imam mengatakan, realitas itu dia ketahui secara langsung dan makin meneguhkan kepercayaan bahwa Gus Dur memang memiliki ilmu laduni. "Gus Dur memiliki pemahaman atas banyak masalah jauh melebihi orang lain. Karena itu, forecasting-nya jauh ke depan dan tepat," ujarnya.

Contoh lainnya, kata Imam, adalah pemikiran Gus Dur tentang pentingnya menjalin hubungan dengan negara Yahudi, Israel. Pemikiran ini ditentang banyak kelompok Islam lain di Indonesia. Padahal, kata Imam, pemikiran Gus Dur didasarkan pada kepentingan bahwa menjalin hubungan langsung dengan Israel akan memudahkan desakan Indonesia kepada negara Yahudi itu ketika berkonflik dengan Palestina. "Dengan membuka hubungan diplomatik, ya otomatis membuka dialog dan diplomasi," tukasnya.

Apakah ada tokoh lain yang memiliki ilmu laduni? Sepengetahuan Imam Nachrawi, KH Ali Mas'ud dari Pagerwijo, Kabupaten Sidoarjo adalah sedikit kiai dan tokoh NU yang disebut-sebut memiliki ilmu laduni. Contohnya, ketika terjadi banjir besar di kawasan Kali Porong Sidoarjo pada tahun 1980-an, Kiai Ali datang ke pinggir daerah alisan sungai itu. Dengan bersenjatakan lidi sapu, dia mengalihkan air bah Kali Porong agar tak menerjang kawasan pemukiman dan pertambakan penduduk.

"Gus Dur dan beberapa tokoh lainnya di NU memang memiliki kemampuan intelegensinya dan ilmu yang jauh lebih tinggi dibanding tokoh lainnya. Tokoh semacam ini biasanya dikaruniahi ilmu laduni," tegas Imam Nachrawi.

Ilmu laduni juga biasanya dianugerahkan Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kalangan kiai-kiai yang bergerak di tarekat. Disebut-sebut bahwa KH Asrori Al Ishaqi, pimpinan tarekat Kedinding Lor Surabaya juga memiliki ilmu laduni. Hal itu diturunkan dari ayahnya yang juga penggagas tarekat Kedinding Lor Surabaya, KH Utsman. Kiai Utsman meguru soal tarekat kepada guru tarekat Rejoso KH Romli Tamin yang juga ayahanda KH Mustain Romli dan KH Dimyati Romli.

0 komentar:

Posting Komentar